Ini Pesan Kuat dari Kajari Bartim, Yedivia Rum pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Tamiang Layang (SPIRITNUSANTARA.COM) – Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober 2024, suasana di Kejaksaan Negeri Barito Timur mendadak kian syahdu dan sarat makna.
Upacara sakral tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri Barito Timur, Yedivia Rum, S.H., M.H., yang tampil sebagai Inspektur Upacara.
Dengan kehadiran seluruh Kepala Seksi, Kasubagbin, Kasubsi, para Jaksa, dan pegawai di lingkungan Kejari Barito Timur, momen ini tak hanya menjadi sekadar seremoni, melainkan panggilan spiritual untuk merenungkan kembali kekuatan ideologi Pancasila dalam menghadapi rongrongan zaman.
“Pancasila bukan sekadar dasar negara, tapi juga kompas moral bangsa kita,” tegas Yedivia dalam sambutannya.
Ia mengingatkan pentingnya waspada terhadap berbagai ancaman yang pernah dan mungkin akan kembali dihadapi Indonesia, merujuk pada peristiwa G30S/PKI yang mengguncang negeri ini pada 30 September 1965.
“Kita tidak boleh lengah. Sejarah telah mengajarkan kita bahwa hanya dengan memegang erat Pancasila, bangsa ini akan tetap utuh.” katanya.
Bukan hanya soal mengenang masa lalu, upacara ini menyoroti urgensi untuk terus menegakkan nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi dan berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Ikrar yang diucapkan oleh seluruh peserta menegaskan komitmen mereka untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa, sekaligus menjadi pengingat bahwa sejarah kelam seperti G30S/PKI harus tetap menjadi pelajaran penting bagi generasi mendatang.
Tidak hanya itu, Yedivia juga menekankan bahwa mengamalkan Pancasila tidak boleh berhenti pada upacara semata.
“Ini bukan ritual tahunan biasa. Ini adalah momen kebangkitan semangat kebersamaan, di mana kita semua harus terus menjaga dan menghidupi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.” katanya.
Dengan semangat yang membara, peserta upacara bertekad untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan utama dalam berinteraksi, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan bermasyarakat.
Sebuah pesan tegas yang disampaikan dalam suasana khidmat: Pancasila bukan sekadar simbol, tetapi sumber kekuatan bangsa.
Upacara ini pun bukan sekadar seremoni rutin, melainkan sebuah panggilan bagi seluruh anak bangsa untuk kembali ke akar ideologi dan memperjuangkan keadilan serta persatuan. (Hb)